REVIEW BUKU
BARCELONA TE AMO
Kisah Cinta di Negeri Orang
Judul Buku :
Barcelona Te Amo
Pengarang :
Kireina Enno
Penerbit
: Bukune
Tahun :
2013
Tebal : 272 halaman
Novel Karya Kireina Enno dengan setting di Barcelona ini
sangat bagus dan berkualitas. Novel ini menyadarkan arti pengorbanan,
perjuangan dan segala pilihan dalam hidup. Sangat pantas apabila novel ini
menjadi salah satu novel yang harus dibaca oleh orang- orang dari kalangan
remaja maupun dewasa.
Alur yang digunakan dalam novel ini adalah alur campuran.
Alur yang digunakan didalam cerita ini
sangat menarik, tidaklah mudah ditebak. Cara pengarang menggambarkan tokoh
dalam cerita dengan cara yang luar biasa, tidak dibuat-buat, inosen dan apa
adanya. Tokoh utama pria, yaitu Evan merupakan prototype mahasiswa yang baik,
penolong dan pandai. Sementara tokoh utama wanita Katya Sadewi merupakan tipe
wanita yang pendiam, kaku, memiliki bakat terpendam dan dewasa.
Gaya bahasa yang digunakan merupakan gaya bahasa yang
menjadi kelebihan dan kekuatan karya-karyanya. Bahasa yang digunakan merupakan
bahasa Indonesia dan bahasa yang
diselingi beberapa kata dari bahasa Spanyol. Bahasa yang menarik, kala merajut
kata demi kata, membuat tulisan tersebut menjadi indah, menarik, romantis,
menyentuh hati, memotivasi hidup, tidak membosankan, dan sampai ke hati
pembacanya dan seolah olah nyata.
Kisah Barcelona Te Amo ini berawal dari kisah cinta segitiga
antara Katya, Evan serta Alexandra yang merupakan sepupu dari Katya. Katya yang
memiliki nama lengkap Katya Sadewi merupakan seorang anak yatim piatu yang tinggal
bersama om-nya. Om nya bukan lain adalah ayah dari Alexandra. Katya memiliki
bakat melukis yang hebat seperti mendiang ibunya Sandra, hal itu pula yang
membuat Ayah Sandra sangat mendukung Katya, dari biaya sekolah hingga hobi
melukisnya. Katya sangat dewasa dan selalu mengalah demi kepentingan Katya, ia
merasa bahwa ia harus sadar diri, Katya bukan siapa- siapa sementara Sandra
adalah anak Omnya yang membiayai pendidikan dan merawatnya.
Alexandra, biasa dipanggil Sandra merupakan seorang gadis
yang mempunyai sifat kleptomania, egois serta sangat manja. Kecantikannya
membuat banyak pria jatuh hati padanya. Begitu juga dengan Evan, sahabatnya
yang ternyata menyukai dia. Perasaan Sandra pun tidak berbeda dengan Evan, ia
sangat mencintai Evan.
Hati Katya luluh
lanta ketika Sandra berkata padanya bahwa Sandra akan menyatakan cintanya pada
Evan. Hatinya hancur lebur dan perasaannya sangat perih. Namun ternyata hati
Evan bukan hanya untuk Sandra melainkan di dalam hati Evan masih kepingan dan
ruang kosong untuk Katya. Sandra sedih karena ia merasa seluruh perhatian yang
ia miliki direbut oleh sepupunya, Katya.
Hatinya yang hancur menjadi kepingan kepingan membuat gadis
itu menerima tawaran omnya untuk melanjutkan kuliahnya di Barcelona. Ia memilih
kuliah seni rupa di sana, patung- patung seni, lukisan, bangunan indah yang
artistik membuatnya ingin tinggal di Barcelona.
Sandra
bahagia atas kepergian Katya ke Barcelona karena merasa ia menjadi lebih bebas
memiliki Evan. Salah satu alasan Katya pergi ke Barcelona juga karena hubungan
antara Katya, Sandra dan Evan yang menjadi tidak normal.
Di Barcelona, Sandra dipertemukan dengan seorang Kurator
terkenal yang ingin memamerkan hasil lukisan Sandra yang istimewa. Menurut kurator
itu, salah satu lukisannya yaitu sebuah dandelion amat indah dan hidup,
mencerminkan kepribadian gadis itu. Kurator itu bernama Manuel Estefan, seorang
dengan sifat angkuh dan kaku yang menyukai seni sebagai bagian dari hidupnya,
masa lalu ditinggal mantan kekasihnya membuat luka yang cukup mendalam di
hatinya.
Sandra semakin dekat dengan Manuel yang selalu mampir ke
apartemennya untuk memantau perkembangan lukisannya tentang salah satu tokoh
pewayangan di Indonesia. Benih- benih cinta mulai muncul di antara mereka.
Namun ketika itu pula Evan muncul dihadapannya,
menghampirinya ke apartemennya. Mengajaknya menjalani hari- hari romantis di Spanyol.
Bagaimanakah Katya menentukan pilihannya?
Novel ini banyak
mengandung amanat yang sangat bermanfaat bagi pembacanya, novel ini mengajak
untuk berkorban, memotivasi pembacanya
untuk berani hidup mandiri, untuk tidak mudah menyerah, menceritakan arti
cemburu dan setia. Hal yang menarik dari novel ini adalah permainan perasaan
pengarang memainkan kata- kata yang memberikan suasana romantis dan indah. Alur yang digunakan dalam novel ini pun tidak
mudah ditebak. Setting di Barcelona mempunyai nilai positif tersendiri untuk
buku ini. Cerita yang disuguhkan pun tampak begitu nyata, tidak dibuat-buat dan
membuat pembaca seolah-olah terlibat langsung didalamnya.
Tidak heran apabila saya menilai bahwa buku ini bagus dan
menarik, lokasinya akan membuat kita merasa menjelajahi Barcelona dengan tempat
indahnya.