Jumat, 08 April 2016

HUJAN

Saat hujan turun, renyahnya rintik hujan mampu mendamaikan hati. KaruniaNya yang tak terbatas turun beriringan, membentuk denting denting nada yang indah. Saat hujan datang, terkadang hati menjadi lumer, merasa syahdu dan sendu. Ada apakah gerangan dengan hujan?Camar - camar itu bergembira, menari eksotis di angkasa. Saling bernyanyi dan bersiul, meramaikan angkasa setelah hujan. Suasana setelah hujan memang selalu berbeda, sejuknya.. menyejukkan. Entah mengapa terkadang aku merindukan hujan, meski terkadang aku mengagumi hangat mentari. Rinai hujan selalu menenangkan perasaan, membawa kalbu mengingat berbagai kenangan yg pernah terekam. Dalam diam kita menikmati rinai hujan :) tanpa kata.... karena terkadang kita hanya bisa menikmati sesuatu yang indah tanpa mampu terungkapkan melalui kata.....
Terkadang dalam kehidupan ada orang yang mampu membuat kelabumu menjadi pelangi, membuat gulma menjadi bunga dan membuat keputusasaan menjadi harapan. Namun ternyata, orang tersebut hanya dipertemukan dengan kita, bukan dipersatukan. Seperti electron dalam klorofil yang tereksitasi dari satu akseptor menuju yang lainnya. Kadang kita memiliki ikatan kovalen dengan seseorang, yang kemudian.. berubah menjadi ikatan ion, tanpa kita tahu sebab yang pasti. Pada suatu saat nanti, mungkin kita akan menemukan isomer enantiomer kita, yang ketika kita melihat sosok tersebut, kita seperti merasa bercermin. Tidak semua yang kita inginkan dapat kita gapai dengan mudah, karena terkadang ada para penebar rindu yang jika telah menebarnya ia menghilang. Menghilang dan menyebabkan luka pada penerima rindu. Ada pula si pemberi kasih nan tulus, namun tidak pernah mendapat balasan. Karena kehidupan itu rumit, padahal sesungguhnya kasih itu tidak rumit. Hmm jika saatnya tepat mungkin akan ada sebuah senyum simpul yang mengganti status kita di KTP..
Jika mungkin jatuh cinta sesederhana itu, tidak ada lagi kegalauan, kerinduan yang tak terbalas, dan kedukaan. Pada akhirnya kita bersatu dengan seseorang yang tidak kita duga. Yang mungkin bayangannya saja pun tertutup dengan penjajah rindu yang selalu ada di depan mata. Kadang kita harus menutup mata lahir untuk membuka mata hati.. pada dia yang ternyata enantiomer kita. Ada baiknya kita belajar tentang kesetiaan dari Tarsius, yang hanya memiliki satu pasangan selama hidupnya. Perlu juga kita belajar dari keromantisan Aisyah dan rasulullah serta kepatuhan Bunda Khadijah pada Rasulullah. Ketika seribu orang tidak percaya pada kita, menjauhi kita, ada dia, sendirian mendukung kita mati- matian, saat tiada lagi harapan, ia selalu yakin akan ada keajaiban jika kita berusaha.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar