BAB
16
DASAR
MOLEKULER PENURUNAN SIFAT
DNA merupakan molekul paling terkenal saat ini, sebab
molekul ini merupakan substansi penurunan sifat.
1.
Usaha Pencarian Materi Genetik Mengarah Pada DNA
Begitu kelompok T. H. Morgan menunjukan bahwa gen
berada dalam kromosom, kedua komponen kimiawi kromosom DNA dan protein menjadi
kandidat- kandidat materi genetic tersebut. Sampai tahun 1940-an, dugaan bahwa
protein adalah materi genetic tersebut semakin kuat, terutama karena para ahli
biokimia telah mengidetifikasikan protein sebagai satu kelas makro molekul
dengan heterogenitas dan spesifitas fungsi yang besar, persyaratan wajib
heredeter.
Bukti Bahwa DNA Dapat Mentransformasi Bakteri
Kita
dapat merunut penemuan peran genetic DNA ini hingga ke tahun 1928. Frederick
Griffith, seorang petugas kesehatan asal Inggris, sedang mempelajari Streptococcus pneumoniae, suatu bakteri
yang menyebabkan penyakit pneumonia pada mamalia. Griffith memiliki dua strain (varietas) dari bakteri tersebut
satunya patogenik (menyebabkan penyakit) dan yang lainnya tidak berbahaya. Ia menemukan
bahwa ketika tersebut dengan bakteri hidup dari strain yang tidak berbahaya,
beberapa dari sel hidup tersebut berubah menjadi patogenik. Griffith menyebut
fenomena inni transformasi, sekarang didefinisikan sebagai perubahan genotype
dan fenotipe yang disebabkan oleh anismasi DNA eksternal oleh suatu sel.
Penggunaan kata transformasi di sini jangan dikacaukan dengan konversi atau
perubahan sel hewan menjadi sel kanker.
Penelitian
Griffith ini menjadi titik awal bagi sebuah penelitian untuk mencari identitas
substansi pentransformasi yang dilakukan oleh ahli bakteriologi Amerika Oswald
Avery. Ia memurnikan berbagai macam zat kimia. Hanya DNA yang mampu
melakukannya. Akhirnya, pada tahun 1944, Avery dan koleganya Maclyn McCarty dan
Colin MacLeod mengumumkan bahwa agen pentransformasi tersebut adalah DNA.
Penemuan mereka disambut dengan banyak keraguan, karena masih melekat bahwa
protein adalah kandidat yang lebih baik sebagai materi genetic. Tetapi alas an
utama kerafuan tersebut adalah fakta bahwa begitu sedikit yang diketahui tentag
DNA. Tidak ada yang dapat membayangkan bagaimana DNA dapat membawa informasi
genetic.
Bukti Bahwa DNA Virus Dapat Memprogram Sel
Bukti
tambahan bahwa DNA meruakan materi genetic datang dari studi- studi mengenai
virus yang mengifeksi bakteri. Virus jauh lebih sederhana daripada sel. Suatu
virus tidak lebih dari DNA (atau daripada RNA) yang diselubungi oleh suatu
lapisan pelindung yang terbuat dari protein. Untuk bereproduksi, suatu virus
harus menginfeksi sebuah sel dan mengambil alih perangkat metabolism sel itu.
Virus
yang menginfeksi bakteri digunakan secara luas sebagai alat penelitian dalam
genetika molekuler. Virus ini dinamakan bakteriofaga. Alfred Hershey dan Martha
Chase menemukan bahwa DNA merupakan materi genetic dari suatu faga yang dikenal
sebagai T2. Salah satu dari banyak faga yang menginfeksi bakteri E. Coli, yang
umumnya hidup di dalam usus mamalia. Ahli biologi telah mengetahui bahwa T2, hamper seluruhnya terdiri dari
DNA dan protein. Mereka juga sudah tahu bahwa faga ini dapat dengan cepat
mengubah E. Coli menjadi pabrik pembuat T2 yang melepas faga- faga ketika sel
itu pecah. Tetapi komponen virus mana protein atau DNA yag bertanggung jawab?
Hershey dan Chase menjawab pertanyaan ini dengan melakukan sebuah percobaan
yang menunjukan bahwa haya satu dari kedua komponen T2 yang benar- benar masuk
ke dalam E. Coli selama infeksi.
Hershey
dan Chase menemukan bahwa ketika bakteri- bakteri ii telah terinfeksi dengan
faga T2 yang mengandung protein- protein berlabel radioaktif, sebagian besar radioaktivitasnya
ditemukan di dalam supernatant, yang mengandung partikel- partikel virus (tetapi
bukan bakteri). Hasil ini menunjukan bahwa protein faga ini tidak memasuki sel
inang. Hershey dan Chase menyimpulkan bahwa DNA dari virus ini masuk ke dalam
sel inang, sementara sebagian besar protein tetap berada di luar.
Bukti Tambahan Bahwa DNA Adalah Materi Genetik Sel
Bukti-
bukti tambahan tak langsung menunjukan bahwa DNA merupakan materi genetic pada
eukariota. Sebelum mengalai mitosis, sel eukariotik dengan teat menggandakan
kandungan DNA-nya, dan selama mitoseis, DNA ini akan terdistribusi tepat sama
ke kedua sel anaknya. Selain itu, kromosom diploid mempunyai DNA dua kali lebih
banyak dari pada kromosom haploid yang ditemukan di dalam gamet- gamet organism
yang sama.
Bukti Tambahan Bahwa DNA Adalah Materi Genetik Sel
Bukti-
bukti tambahan tak langsung menunjukan bahwa DNA merupakan materi genetic pada
eukariota. Sebelum mengalami mitosis, sel eukariotik dengan tepat menggandakan
kandungan DNA-nya, dan selama mitosis, DNA ini akan terdistribusi tepat sama ke
kedua sel anaknya. Selain itu, kromosom diploid mempunyai DNA dua kali lebih
banyak dari pada kromosom haploid yang ditemukan di dalam gamet- gamet organism
yang sama.
Bukti
tambahan lain datang dari laboratorium ahli biokimia Erwin Chargaff. Sebelumnya
sudag diketahui bahwa DNA merupakan suatu polimer yang terdiri dari nukleotida,
setiap nukleotida terdiri dari tiga komponen; satu basa nitrogen; satu gula
pentose yag disebut deoksiribosa, dan satu gugus fosfat. Chargaff menganalisis komposisi basa DA dari sejumlah
organism yang berbeda. Pada tahun 1947, ia melaporkan bahwa komposisi DNA
berbeda- beda antara satu spesies dengan spesies lainnya.
Watson
dan Crick Menemukan Heliks Ganda Dengan Cara Membuat Model- Model yang Sesuai
dengan Data Sinar – X
Pada
saat sebagian besar ahli biologi yakin bahwa DNA merupakan materi genetic,
terjadi perlombaan untuk menentukan bagaimana struktur DNA dapat menjelaskan
peran DNA dalam penurunan sifat. Di awal tahun 1950-an, susunan ikatan- ikatan
kovalen dalam suatu polimer asam nukleat sudah diketahui dengan pasti, dan
kompetisi ini di fokuskan dalam usaha menemukan struktur tiga dimensi DNA.
James
Watson yang berkebangsaan Amerika dan Francis Crick yang berkebangsaan Inggris.
Kerjasama singkat tap terkenal yang telah memecahkan teka- teki DNA ini dimulai
tidak lama setelah Watson muda berkunjung ke Univerisitas Cambridge, di mana
Crick sedang mempelajari struktur protein dengan teknik yang disebut
kristalografi sinar – X. foto- foto yang dihasilkan dengan metode kristalografi
sinar-X sebenarnya bukanlah gambar molekul. Bintik- bintik dan bercak- bercak
dalam dihasilkan oleh sinar-X yang berdifraksi pada saat melintas melewati DNA.
Watson dan Crick membuat model DNA mereka berdasarkan data yang didapay dari
foro difraksi sinar-X milik Franklin. Mereka menginterprestasikan pola bintik
pada foto sinar-X tersebut untuk menunjukan bahwa bentuk DNA ini adalah heliks.
Berdasarkan ingatan Watson tentang foto tersebut, ia dan Crick menyimpulkan
bahwa heliks tersebut mempunyai lebar yang seragam, 2 nanometer (nm), dengan
basa- basa nitrogennya menupuk dengan jarak pemisah 0,34nm. Lebar dari heliks
menunjukan bahwa eliks ini terdiri dari dua untai, berbeda dengan model tiga
untai yang diajukan oleh Linus Pauling. Keberadaan dua rantai tersebut menjelaskan istilah
yang dewasa ini sudah biasa kita denar, heliks ganda.
Setelah
gagal membuat model yang memuaskan yang menempatkan rantai gula- fosfat di
bagian dalam dalam molekul, Watson mencoba menempatkan rantai- rantai ini di
bagian luar dan memaksa basa- basa nitrogen meliuk- liuk menuju bagian dalam
heliks ganda.
Data
sinar-X franklin mengindikasikan bahwa heliks membentuk satu putaran penuh
setiap 3,4nm panjang heliks. Karena basa0 basa tersebut tertumpuk hanya dengan
jarak pemisah 0,34nm, maka akan terdapat 10 lapis pasangan basa, atau anak
tangga pada tangga untuk setiap putaran heliks.
Basa-
basa nitrogen heliks ganda ini berpasangan dalam kombinasi yang spesifik:
adenine (A) dengan timin (T), dan guanine (G) dengan sitosin (C). Watson dan
Crick menemukan unsure penting DNA ini terutama dengan proses trial and error.
Watson
dan Crick beralasan bahwa pasti ada kekhususan tambahan lain mengenai
pemasangan yang ditentukan oleh struktur basa- basa itu. Setiap basa memiliki
gugus- gugus samping kimiawi yang dapat membentuk ikatan hydrogen dengan
pasangannya yang sesuai: Adenin dapat membentuk tiga ikatan hydrogen dengan
timin dan hanya dengan timin; Guanin membentuk tiga ikatan dengan sitosin dan
hanya dengan sitosin. Notasi pendeknya, A berpasangan dengan T, dan G
berpasangan dengan C.
Model
Watson- Crick ini menjelaskan aturan- aturan Chargaff. Di mana saja satu untai
molekul DNA memiliki sebuah A, untaian pasangannya pasti mempunyai sebuah T.
Dan sebuah G pada satu untai selalu berpasangan dengan sebuah C pada untai
komplementernya.
Pada
bukan April 1953, Watson dan Crick menyentak kalangan ilmiah sedunia dengan
suatu artikel. Artikel tersebut melaporkan model molekuler mereka untuk DNA:
heliks ganda, yang sejak itu menjadi symbol biologi molekuler. Keindahan model
tersebut adalah strukturnya mekanisme replikasi DNA.
2.
Replikasi dan Perbaikan DNA
Hubungan
antara struktur dan fungsi, satu dari tema biologi, hadir dalam wujud heliks
ganda. Ide bahwa terdapat pemasangan yang spesifik antar basa- basa nitrogen
menjadi cahaya inspirasi yang menuntun Watson dan Crick dalam menemukan heliks
ganda yang benar.
Perhatikan
bahwa jika anda menutup salah satu dari kedua untai DNA dengan kertas selembar,
tetap dapat menentukan urutan basa nitrogen dengan melihat untaian yang tidak
bisa tertutup dan menggunaka aturan- aturan pemasangan basa. Kedua untaian bersifat komplementer; setiap untai menyimpan
informasi yang diperlukan untuk menyusun kembali pasangan untaian lainnya.
Ketika sebuah sel menyalin satu molekul DNA, setiap untai berfungsi sebagai
pola cetakan untuk menyusun nekleotida- nukleotida menjadi satu untaian
komplementer yang baru. Sekali
waktu, nukleotida- nukleotida ini berjejer di sepanjang untai pola cetakan
berdasarkan aturan pemasangan basa. Kemudia berikatan membentuk untaian baru.
Di tempat yang sebelumnya hanya ada satu molekul DNA untai ganda pada awal
proses, sekarang ada dua, setiap untai merupakan replica molekul aduknya.
Mekanisme penyalinan tersebut analog dengan penggunaan negative foto untuk
membuat gambar positif, yang kemudian dapat digunakan kembali untuk membuat
negative lainya, demikian seterusnya.
Model
repluukasi DNA ini tetap belum diuji. Dalam kosepnya, eksperimen yang harus
dilakukan sederhana, tetapi sulit dilakukan. Model DNA Watson dan Crick
memprediksi bahwa ketika suatu helis ganda bereplikasi, masing- masing dari
kedua molekul anaknya akan mempunyai satu untai yang lama, berasal dari molekul
induk, dan satu untai yang baru. Model replikasi yang konservatif ini dapat
dibedakan dari model replikasi yang konservatif, dimana molekul induk tetap
utuh dan molekul yang baru seluruhnya terbentuk dari awal. Di akhir tahun 1950-an, Mathew Meselson dan Franklin
Sthal melakukan percobaan untuk mennguji ketiga alternative hipotesis replikasi
DNA tersebut. Hasil percobaan mereka ternyata mendukung model semikonservasi,
seperti yang telah diprediksi oleh Watson dan Crick
3.
Selama Replikasi DNA, Pemasangan Basa Memungkinkan
Untai DNA yang Ada Bertindak Sebagai Cetakan Untuk Untai Komplementer yang Baru
Bakteri
E. Coli dapat menyalin seluruh DNA ini dan membelah diri membentuk dua sel anak
yang sama persis secara genetic dalam waktu kurang dari satu jam. Replikasi informasi
genetic dalam jumlah yang sangat besar itu tercapai dengan sangat sedikit
kesalah hanya sekitar satu kesalahan per miliar nukleotida.
Permulaan: Pangkal Replikasi
Replikasi
molekul DNA dimulai pada tempat- tempat khusus yang disebut pangkal replikasi.
Kromosom bakteri, yang berbentuk melingkar, mempunyai satu pangkal, yaitu satu
bagian DNA yang mempunyai urutan nekleotida yang sesifik. Protein yang
mempunyai urutan replikasi DNA mengenali urutan ini dan menempel pada DNA,
memisahkan kedua untai urutan ini dan membuka sebuah “gelembung” replikasi.
Replikasi DNA kemudian berjalan dalam dua arah sampai seluruh molekul tersebut
disalin. Berbeda dengan kromosom bakteri, setiap kromosom eukariotik mempunyai
ratusan atau ribuan pangkal replikasi. Gelembung- gelembung relikasi terbentuk
dan akhirnya menyatu, sehingga mempercepat penyalinan molekul DNA yang sangat
panjang ini.
Pemanjangan Unit Rantai DNA
Pemanjangan
DNA baru pada cabang replikasi dikatalisis oleh enzim- enzim yang disebut DNA
polymerase. Saat nukleotida- nukleotida berjejer dengan basa- basa komplementer
sepanjang untaian pola cetakan DNA nukleotida- nukleotida ini ditamabahkan oleh
polimarase, satu demi satu, ke ujung yang baru tumbuh dari untai DNA yang baru.
Laju pemanjangannya kurang
lebih 500 nukleotida per detik pada bakteri dan 50 per detik pada manusia.
Apakah
sumber energy yang menggerakan poli merisasi nukleotida menjadi untai DNA baru?
Nukleotida- nukleotida yang menjadi substrat untuk untai DNA polymerase
sebenarnya adalah nukleosida trifosfat, yaitu nukleotida- nukleotida dengan
tiga gugus fosfat.
Permasalahan Untai DNA Antipralel
Masih
ada lagi mengenai skenarrio sintesis DNA pada cabang replikasi. Sampai saat ini, kami telah mengabaikan satu unsur
penting heliks ganda: kedua untai DNA-nya adalah antiparalel; artinya, tulang
belakang gula fosfat mereka bergerak kearah yang berlawanan.
Untuk
memanjangkan untai baru DNA yang lain, polymerase harus bekerja di sepanjang
cetakan jauh dari cabang replikasi. Untai DNA yang disintesis dalam arah ini
disebut lagging strand. Prosesnya analog dengan metode menjahit yang di sebut
stik balik.
Memprimerkan Sintesis DNA
Terdapat
suatu batasan penting lainnya untuk DNA polymerase. Polymerase ini dapat
menambahkan suatu nikleotida hanya kepada satu polinukleotida yang sudah ada
yang telah berpasangan dengan untai komplementer.
Protein Lain yang Dapat Membantu Replikasi DNA
Tiga
jenis protein yang berfungsi dala sintetis DNA adakah DNA polymerase, DNA
ligase, DNA primase. Terdapat jenis protein lainhnya sejenis enzim dua
diantaranya hilakse dan protein pengikat untai tuggal.
4.
Enzim Mengoreksi DNA Selama Replikasinya dan
Memperbaiki Kerusakan Pada DNA yang Ada
Meskipun
kesalahan dalam molekul DNA yang sudah sempurna hanya satu dalam satu milyar
nukleotida tetap terjadi perbaikan. Salah satu pebaikan DNA dengan diisi oleh
enzim. Enzim yang terlibat dalam pengisian celah ini adalah DNA polymerase dan
DNA ligase. Perbaikan DNA tipe ini disebut dengan perbaikan eksisi. Salah satu
fungsi enzim perbaikan DNA pada sel kulit kita adalah memperbaiki kerusakan
genetic yang disebabkan oleh sinar ultraviolet.
5.
Ujung- Ujung Molekul DNA Menimbulkan Satu Masalah
Khusus
Sebagia
besar proses perbaikan DNA melibatkan DNA polymerase, tetapi enzim ini tidak
mampu memperbaiki “cacat yang diakibatkan oleh keterbatasan mereka sendiri”.
Ujung- ujung molekul DNA linear dari kromosom- kromosom eukariotik, disebut
telomere, memendek pada setiap replikasi. Enzim telomerase, terdapat di dalam
sel tertentu, dapat memperpanjang kembali ujung- ujung ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar