Kamis, 21 Februari 2013

SENI MUSIK DAERAH :TARLING


Mengapresiasikan  Karya Seni Musik Tradisional Indramayu
Tarling



Sejarah Tarling Sebagai Kesenian Khas Indramayu
Tarling adalah salah satu jenis musik yang populer di wilayah pesisir pantai utara (pantura) Jawa Barat, terutama wilayah Indramayu dan Cirebon. Nama tarling diidentikkan dengan nama instrumen itar (gitar) dan suling (seruling) serta istilah Yen wis mlatar gage eling (Andai banyak berdosa segera bertaubat). Asal-usul tarling mulai muncul sekitar tahun 1931 di Desa Kepandean, Kecamatan/Kabupaten Indramayu. Saat itu, ada seorang komisaris Belanda yang meminta tolong kepada warga setempat yang bernama Mang Sakim, untuk memperbaiki gitar miliknya. Mang Sakim waktu itu dikenal sebagai ahli gamelan. Usai diperbaiki, sang komisaris Belanda itu ternyata tak jua mengambil kembali gitarnya. Kesempatan itu akhirnya dipergunakan Mang Sakim untuk mempelajari nada-nada gitar, dan membandingkannya dengan nada-nada pentatonis gamelan. Hal itupun dilakukan oleh anak Mang Sakim yang bernama Sugra. Bahkan, Sugra kemudian membuat eksperimen dengan memindahkan nada-nada pentatonis gamelan ke dawai-dawai gitar yang bernada diatonis. Karenanya, tembang-tembang (kiser) Dermayonan dan Cerbonan yang biasanya diiringi gamelan, bisa menjadi lebih indah dengan iringan petikan gitar. Keindahan itupun semakin lengkap setelah petikan dawai gitar diiringi dengan suling bambu yang mendayu-dayu.
Alunan gitar dan suling bambu yang menyajikan kiser Dermayonan dan Cerbonan itu pun mulai mewabah sekitar dekade 1930-an. Kala itu, anak-anak muda di berbagai pelosok desa di Indramayu dan Cirebon, menerimanya sebagai suatu gaya hidup. Trend yang disukai dan populer, di jondol atau ranggon* anak muda suka memainkannya, seni musik ini mulai digandrungi. Pada 1935, alunan musik tarling juga dilengkapi dengan kotak sabun yang berfungsi sebagai kendang, dan kendi sebagai gong. Kemudian pada 1936, alunan tarling dilengkapi dengan alat musik lain berupa baskom dan ketipung kecil yang berfungsi sebagai perkusi.Sugra dan teman-temannya pun sering diundang untuk manggung di pesta-pesta hajatan, meski tanpa honor. Biasanya, panggung itu pun hanya berupa tikar yang diterangi lampu patromak (saat malam hari). Tak berhenti sampai di situ, Sugra pun melengkapi pertunjukkan tarlingnya dengan pergelaran drama. Adapun drama yang disampaikannya itu berkisah tentang kehidupan sehari-hari yang terjadi di tengah masyarakat. Akhirnya, lahirlah lakon-lakon seperti Saida-Saeni, Pegat-Balen, maupun Lair-Batin yang begitu melegenda hingga kini. Bahkan, lakon Saida-Saeni yang berakhir tragis, selalu menguras air mata para Tidak hanya Sugra, di Indramayu kabupaten juga muncul seri yang melambungkan namanya tarling ke berbagai daerah terpencil. Di antara nama-nama yang Jayana, Raden Sulam, Carinih, Yayah Kamsiyah, Hj Dariah, dan Dadang Darniyah. Pada dekade 1950-an, di Kabupaten Cirebon muncul tarling Uci Sanusi karakter bernama.  Kemudian pada dekade 1960-an, muncul tokoh-tokoh lainnya di arena seni tarling, yaitu Abdul ajib yang berasal dari desa Cirebon Utara,  Kabupaten Cirebon , dan Sunarto Marta atma, Desa Jemaras rumah, Kecamatan klangenan, Kabupaten Cirebon.
Namun yang pasti, nama tarling saat itu belum digunakan sebagai jenis aliran musik. Saat itu nama yang digunakan untuk menyebut jenis musik ini adalah Melodi Kota Ayu untuk wilayah Indramayu dan Melodi Kota Udang untuk wilayah Cirebon. Dan nama tarling baru diresmikan saat RRI sering menyiarkan jenis musik ini dan oleh Badan Pemerintah Harian (saat ini DPRD) pada tanggal 17 Agustus 1962 meresmikan nama Tarling sebagai nama resmi jenis musiknya. Karena popularitas yang luas dangdut di tahun 1980, seni Tarling urgensi. Hal ini akan memaksa para seniman tarling memasukkan unsur-unsur dangdut dalam pertunjukan mereka, dan hasil pencampuran ini-dijuluki Tarling dangdut (atau tarlingdut). Selanjutnya, karena tuntutan pelanggan sendiri, lagu tarling dicampur dengan perangkat musik elektronik untuk membentuk kelompok organ tunggal tarling organ. Pada saat ini, tarling sudah sangat jarang dilakukan dan tidak lagi populer. Namun demikian, tarling selamanya tidak akan bisa dipisahkan dari sejarah masyarakat pesisir pantura. Dikarenakan tarling adalah jiwa mereka, dengan ikut sawer keatas panggung atau sekedar melihatnya, dan mendengarnya seolah mampu menghilangkan beratnya beban hidup yang menghimpit. Lirik lagu maupun kisah yang diceritakan di dalamnya, juga mampu memberikan pesan moral yang mencerahkan dan menghibur.

Makna Tarling Sebagai Kesenian Khas Indramayu
1.Tarling mengandung filosofi yen 'wis mlatar kudu eling''(jika yang dilakukannya adalah negatif, maka harus bertobat). Jadi tarling mengingatkan kepada penontonnya agar apabila berbuat kesalahan atau berdosa kita harus segera bertaubat .
2. Lirik lagu tarling maupun kisah didalamnya mampu memberikan pesan moral yang mencerhkan dan menghibur.

Keunikan Tarling Sebagai Kesenian Khas  Indramayu
1.      Sangat kuat terkait dengan bahasa ibu dan mencerminkan kehidupan budaya masyarakatnya.
2.Tema tarling menyentuh kehidupan sehari-hari dan bersifat universal
Tarling menceritakan kisah kisah kehidupan sehari-hari masyarakat seperti nasihat, pegat-balen (kawin cerai), wayuan (poligami), demenan (cinta), masalah dalam rumah tangga lain atau penyakit masyarakat, misalnya mabok (minum minuman keras), maen (berjudi), dan madon (main perempuan).
3.Menggunakan gaya yang bertutur subjektif sehingga pendengar , penikmat cepat terhanyut.
4.Tetap eksis dan mampu berevolusi dari masa ke masa
Pada perkembangannya , tarling bisa dikolaborasikan dengan jenis musik lain selain suling, misalnya musik gamelan, dangdut ,dan sekarang organ tunggal .
5.      Penggemar lagu tarling merambah ke banyak daerah
 Penggemar lagu tarling bukan sebatas masyarakat Indramayu, Cirebon dan sekitarnya ,tetapi merambah ke Brebes, Tegal ,Pemalang yang sebenarnya wilayah Jawa Tengah. Tarling mengalahkan popularitas lagu khas Tegalan sendiri ataupun campursari dari Jawa Tengah.
Peranan Tarling Sebagai Kesenian  Khas  Indramayu
1.      Sebagai cerminan budaya serta kehidupan masyarakat Indramayu
2.      Sebagai salah satu upaya untuk mempertahankan karakter bangsa, khususnya di daerah Indramayu, Jawa Barat.
3.      Sebagai sarana penyampaian nasihat kehidupan  kepada masyarakat Indramayu
Karya tarling legendaris
* Saida Saini
* Kang Ato Ayame Ilang
* Baridin
* Ajian Semar Mesem

Beberapa lagu tarling populer
* Warung Pojok (Abdul Adjib)
* Kembang Kilaras
* Waru Doyong
* Pemuda Idaman (Sadi M.)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar