LAPORAN
HASIL PRAKTIKUM
TRANSPIRASI
Disusun
oleh:
Namira
Nur Arfa
XI-IPA
3
R-SMA-BI
NEGERI 2 BOGOR
BOGOR
2012-2013
LAPORAN
PRAKTIKUM TRANSPIRASI
BAB.1.PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Sel hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan
atmosfer melalui stomata dan lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui
kutikula pada daun tumbuh-tumbuhan. Sel-sel hidup itu berada dalam keadaan
turgid dan sedang dan sedang bertranspirasi dilapisi oleh lapisan tipis air
yang diperoleh dari dalam sel. Sebalikya, persediaan air ini diperoleh dengan
cara translokasi air dan unsur-unsur penghantar dari akar melalui xilem.
Akar-akar pohon tersebut memperoleh air dengan cara mengabsorpsi melalui
permukaan yang berhubungan dengan air di dalam tanah. Seluruh proses ini
digerakkan oleh energi yang diberikan pada daun dan batang-batang pada tanaman
tersebut (Wanggai,Frans. 91: 2007).
Tumbuhan, seperti juga hewan
memiliki adaptasi evolusioner dalam bentuk respons fisiologis terhadap
perubahan jangka pendek. Misalnya jika daun pada tumbuhan mengalami
kekurangan air, daun-daun akan menutup stomata, yang merupakan lubang kecil
dipermukaan daun tersebut. Respons darurat ini akan membantu tumbuhan menghemat
air dengan cara mengurangi transpirasi, yaitu hilangnya air dari daun melalui
penguapan ( Campbell.N.A,292:2000)
Dalam
kehidupan sehari- hari , kita tanpa sadar menyadari bahwa tumbuhan melakukan
proses transpirasi . Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan
hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang
kutikula, dan lentisel .80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang
stomata, paling besar peranannya dalam transpirasi.Transpirasi berperan di dalam pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel ,
penyerapan dan pengangkutan
air
dan zat hara, pengangkutan asimilat , membuang kelebihan air, pengaturan bukaan stomata dan mempertahankan suhu daun. Transpirasi di pengaruhi oleh
beberapa faktor ,yaitu faktor internal dan eksternal .Oleh karena itu kami ingin
mengetahui faktor-faktor eksternal apa sajakah yang mempengaruhi transpirasi .
1.2. Identifikasi Masalah
1.
Apakah angin mempengaruhi laju transpirasi?
2.
Apakah jumlah daun mempengaruhi
transpirasi?
3.
Apakah diameter batang tanaman
mempengaruhi transpirasi?
4.
Apakah kelembaban mempengaruhi
transpirasi?
5.
Apakah suhu mempengaruhi transpirasi?
6.
Apakah cahaya mempengaruhi transpirasi?
7.
Apakah ketersediaan air tanah
mempengaruhi laju transpirasi?
1.3. Rumusan Masalah
1.
Apakah angin mempercepat laju
transpirasi?
2.
Apakah cahaya mempengaruhi laju
transpirasi?
3.
Apakah kelembaban mempengaruhi laju
transpirasi?
1.4.Maksud dan tujuan
1.
Mengetahui proses transpirasi pada tumbuhan
2.
Mengetahui faktor-faktor eksternal yang
mempengaruhi transpirasi
BAB.2.TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Pengertian Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan
sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui
stomata, kutikula dan lentisel . Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman
yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil
dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan
besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada
air yang hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air,
dan itu adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan
berkeringat), terutama pada daun tetapi juga di batang, bunga dan akar.
Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata,
dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan.
Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa
nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun
disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari
tumbuhan karena difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar
dengan osmosis, dan semua nutrisi mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui
xilem.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi.
Hanya 1-2% dari
seluruh air yang ada dalam tubuh tumbuhan digunakan dalam fotosintesis
atau dalam kegiatan metabolic sel-sel daunnya. Sisanya menguap dari daun dalam
proses transpirasi. Bila stomata terbuka, uap air ke luar dari daun. Jika daun
itu harus terus berfungsi dengan baik maka air segar harus disediakan kepada
daun untuk menggantikan yang hilang pada waktu transpirasi.
Proses transpirasi akan
menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang ataupun akar.
Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar.
Untuk menguapkan
air, tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy menjadi panas. Dengan
demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun. Kebutuhan
panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui
cahaya langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari
jaringan tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya
air.
Ada tiga jenis
transpirasi, yaitu :
1)
Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi
air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun
secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan
transpirasi kutikula hanya sebesar 10%. Oleh karena itu, sebagian besar air
yang hilang terjadi melaui stomata.
2)
Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil
daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat
ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh
air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan
uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke
athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang
itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer
pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.
3)
Transpirasi Lentisel
Yaitu pada daerah
kulit kayu yang berisi sel-sel. Uap air yang hilang melalui jaringan ini adalah
0,1%
Pengukuran Transpirasi
Pengukuran laju transpirasi
tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah karena semua cara
pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam berbagai
kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara laboratorium untuk
menaksir laju transpirasi :
1.
Kertas korbal klorida
Pada dasarnya cara
ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan
pengukuran uap airyang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini
berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi
merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada
permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah
daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah
jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup
kertas.
2.
Potometer
Alat ini mengukur
pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, denga asumsi bahwa bila air
tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan
jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.
3.
Pengumpulan uap air yang
ditranspirasi
Cara ini
mengharuskan tumbuahn atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus
cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4.
Penimbangan langsung
Pengukuran
transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot
yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan
tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir
untukjangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.
C. Faktor yang mempengaruhi
transpirasi
Faktor dalam
adalah:
1.
Penutupan stomata : Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena
kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang
terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih
banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit
untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang
mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah
tingkat cahaya dan kelembapan.
2.
Jumlah dan ukuran stomata : Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh
genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap
transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3.
Jumlah daun : Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4.
Penggulungan atau pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai mekanisme
dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air
terbatas.
5.
Kedalaman dan proliferasi akar : Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah
oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar.
Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar
(akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan
volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen.
Faktor luar adalah
:
1.
Sinar matahari
Seperti yang telah
dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap
menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat
transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar
infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian
menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu
menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi .
2.
Temperatur
Merupakan faktor
lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam
keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara,
tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi
daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula
ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di
dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah
tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga
menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu
tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi
tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan
ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas
3.
Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah
udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu,
tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar
daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air
daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari
konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun.
Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara
kering melancarkan transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung
uap air, biasanya dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari
molekul air tersebut bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan proses
kebalikan transpirasi. Laju
gerak masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air
udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan
menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor
lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban
udara
4.
Angin
Pada umumnya angin
yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air
yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di
dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai
pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi.
Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju
transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan
tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun,
dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting
daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang
sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar permukaan
daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak
jenuh, maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh
tersebut ke udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu
transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai penghambat
difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena itu, dalam udara
yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air untuk
berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah tahanan
yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah tahanan
yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun.
Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai
pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun,
pengaruh angin sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena
kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan
oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju
transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan
transpirasi
5.
Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah
ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan
air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas
tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat
bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui
akar.
Tersedianya air
dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi.
Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil
terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak
Laju transpirasi
dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar.
Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat
daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam
daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara
dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat
penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih
lambat.
D. Mekanisme transpirasi
Transpirasi dimulai dengan
penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun.
Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang
besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke
rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh
dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.
E. Kegunaan dan kerugian
transpirasi
1.
Kegunaan transpirasi
Pada tanaman,
transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang membawa
garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam
hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang
membahayakan dapat dicegah karena sebagia dari sinar matahari yang memancar itu
digunakan untuk penguapan air. Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem,
membuang kelebihan air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi
optimal, mengatur bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga
stabilitas suhu daun. pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung
jika transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan
berlangsung lebih cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum.
Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada siang hari radiasi
matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi
berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.
2.
Kerugian transpirasi
Transpirasi dapat
membahayakan tanaman jika lengas tanah terbatas,
penyerapanair tidak mampu mengimbangi laju transpirasi,
tanaman layu, layu permanent, mati, hasil tanaman menurun.
Sering terjadi di daerah kering, perlu irigasi.
F. Evaporasi
Evaporasi merupakan proses
fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini terjadi apabila air cair
berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal pada daun
(transpirasi) maupun secara eksternal pada permukaan-permukaan yang basah.
Suatu tajuk hutan yang lebat menaungi permukaan di bawahnya dari pengaruh
radiasi matahari dan angin yang secara drastis akan mengurangi evaporasi pada
tingkat yang lebih rendah. Transpirasi pada dasarnya merupakan salah satu
proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses fotosintesis pada permukaan
daun.
Perbedaan
transpirasi dan evaporasi yaitu :
Transpirasi
|
Evaporasi
|
1. Proses fisiologis yang termodifikasi
2. Diatur bukaan stomata
3. Diatur beberapa macam tekanan
4. Terjadi di jaringan hidup
5. Permukaan sel basah
|
1. Proses fisiologis murni
2. Tidak diatur bukaan stomata
3. Tidak diatur oleh tekanan
4. Tidak terbatas pada jaringan hidup
5. Permukaan yang menjalankannya menjadi
kering.
|
G. Evapotranspirasi
Evapotranspirasi adalah
kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi
dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air
(vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan
bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporasi terjadi pada berbagai
jenis permukaan seperti danau, sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari
vegetasi yang basah. Transpirasi adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman
dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer
(vapor removal). Pada transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di ruang antar
sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer. Hampir
semua air yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan ditranspirasikan,
dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman.
H. Gutasi
Gutasi adalah proses pelepasan
air dalam bentuk cair
dari jaringan daun . Istilah gutasi
pertama kali dipakai oleh Burgerstein. Gutasi terjadi saat kondisi tanah sesuai sehingga
penyerapan air tinggi namun laju penguapan/ transpirasi rendah maupun
ketika penguapan air sulit terjadi karena tingginya kelembaban udara. Proses gutasi
terjadi pada struktur daun mirip stomata yang bernama hidatoda. Gutasi dapat
diamati dengan munculnya tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur.
Tingkat terjadinya gutasi sangat rendah dibandingkan dengan transpirasi.
Gutasi juga lebih jarang diobservasi daripada transpirasi. Titik-titik air di
tepi daun yang terjadi akibat gutasi di pagi hari sering disalahartikan sebagai
embun.
Beberapa perbedaan
utama gutasi dan transpirasi adalah:
Faktor Pembeda
|
Gutasi
|
Transpirasi
|
Bentuk air yang dilepaskan
|
Pelepasan air dari jaringan tumbuhan dalam bentuk titik-titik air (cair)
|
Pelepasan air dari jaringan tumbuhan dalam bentuk uap air
|
Kualitas air yang dilepaskan
|
Air mengandung senyawa-senyawa terlarut dan garam mineral
|
Air murni
|
Mekanisme
|
Air dilepaskan melalui struktur hidatoda menuju ujung pembuluh daun
|
Air dilepaskan melalui stomata, kutikula, dan/atau lentisel
|
Regulasi aktivitas
|
Pembukaan hidatoda tidak dapat diregulasi
|
Transpirasi
melalui stomata diatur oleh sel penjaga
|
Waktu terjadi
|
Pada malam atau pagi hari
|
Pada saat ada
sinar matahari (melalui stomata) dan sepanjang hari (melalui kutikula atau
lentisel
|
2.2.
Hipotesis
Hipotesis Positif:
1. Angin mempengaruhi
proses transpirasi dengan cara mempercepat laju transpirasi
2. Cahaya mempengaruhi
proses transpirasi dengan cara mempercepat laju transpirasi
3. Kelembaban
mempengaruhi proses transpirasi dengan cara memperlambat laju transpirasi
Hipotesis negatif:
1. Angin tidak
mempengaruhi proses transpirasi
2. Cahaya tidak
mempengaruhi proses transpirasi
3. Kelembaban tidak
mempengaruhi proses transpirasis
BAB.3.METEDOLOGI PRAKTIKUM
3.1.Waktu dan tempat
Pada hari Senin,05 November 2012 bertempat di
Laboratorium SMA Negeri 2 Bogor.
3.2.Alat dan Fungsi
Alat yang digunakan
dalam praktikum ini adalah:
1. Cutter
berfungsi untuk memotong batang tumbuhan dan melubangi tutup botol
2. Penggaris
berfungsi untuk mengukur jumlah air pada botol
3. Gelas
ukur berfungsi untuk mengukur banyaknya air yang akan dimasukkan ke dalam botol
4. Ember
berfungsi di dalam pemotongan batang
tumbuhan
5. Kipas
angin berfungsi untuk memberikan angin yang besar terhadap tumbuhan
6. Botol
aqua sebagai media tumbuhan
7. Alat
tulis untuk menulis hasil pengamatan
3.3.Bahan dan Fungsi
Bahan yang digunakan
dalam praktikum ini adalah :
- 3 buah tanaman bayam sebagai bahan pengamatan
- Air untuk mencuci alat – alat yang kotor.
3.4.Cara Kerja
Berikut ini cara kerja
dari praktikum adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan
alat-alat yang dibutuhkan
2. Melubangi
tutup botol sesuai dengan diameter
batang
3. Menyiapkan
400 ml air pada setiap botol
4. Memasukkan
sejumlah air pada ember
5. Memotong tanaman menjadi tiga bagian di dalam air yang
terdapat pada ember.
6. Memasukkan
batang tanaman ke dalam botol
7. Memberi
identitas pada setiap tanaman
8. Meletakkan
setiap tanaman pada ketiga tempat yang berbeda, yaitu pada tempat terang ,
tempat dengan kelembaban tinggi serta tempat yang memiliki angin yang tinggi
9. Mengukur
perubahan volume air setelah 20 menit
10. Mengulangi
kerja ke 9) sampai tiga kali
11. Mencatat
hasil pengamatan
BAB.4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.HASIL
Tabel Hasil Pengamatan :
No
|
Perlakuan
|
Waktu
|
Jumlah
|
||
20 menit ke-satu
|
20 menit ke-
Dua
|
20 menit ke-
tiga
|
|||
1.
|
Kelembaban
|
12
cm (400 ml)
|
11,9
cm
|
11,8 cm
|
398ml
|
2.
|
Cahaya matahari
|
12
cm(400 ml)
|
11,8 cm
|
11,5 cm
|
396ml
|
3.
|
Angin
|
12 cm(400 ml)
|
11, 7 cm
|
11,6 cm
|
397ml
|
4.2.PEMBAHASAN
Dapat diketahui dari data tersebut bahwa
pada tanaman bayam yang diletakkan pada tempat yang memiliki cahaya matahari mengalami pengurangan volume air yang
menandakan terjadinya transpirasi , karena sinar
menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi
banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga
mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga
menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan temperatur sampai pada
suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian
memperbesar transpirasi .Panjang awal air adalah 12cm atau 400ml ,
pada 20 menit kedua , panjang air berkurang menjadi 11,8 cm dan pada 20 menit
ketiga panjang air menjadi 11,5 cm .Transpirasi terjadi pada tumbuhan tersebut
, sehingga air berkurang dari yang awalnya 400 ml menjadi 398 ml setelah 60
menit.
Pada daerah yang berangin panjang awal air 12
cm atau 400 ml, pada 20 menit pertama panjang air adalah 12 cm, pada 20 menit
kedua, air bekurang 3 cm menjadi 11,7 cm dan pada 20 menit ketiga panjang air
menjadi hanya 11,6 cm . Volume pada daerah berangin awalnya 400 ml setelah 60
menit, menjadi 397 ml . Hal ini disebabkan karena angin yang sedang, menambah kegiatan
transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat
stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat
kesempatan untuk difusi ke luar .
Pada
daerah yang agak lembab panjang awal air adalah 12cm atau 400ml , pada 20
menit kedua , panjang air berkurang menjadi 11,9 cm dan pada 20 menit ketiga
panjang air menjadi 11,8 cm .Transpirasi terjadi pada tumbuhan tersebut , sehingga
air berkurang dari yang awalnya 400 ml menjadi 398 ml setelah 60 menit.Namun ,
laju transpirasi pada daerah yang agak lembab lebih lambat dibandingkan pada
daerah berangin atau bercahaya.
Jadi , Cahaya/suhu , kelembaban dan angin
mempengaruhi laju transpirasi.
KESIMPULAN
Transpirasi adalah proses
kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel. Transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor .
Faktor eksternal yang mempengaruhi laju transpirasi adalah
:
1. Cahaya
matahari/suhu
2. Angin
3. Kelembaban
SARAN
1. Sebaiknya
pemotongan batang dilakukan di dalam air
2. Sebaiknya
penelitian dilakukan secara teliti
DAFTAR
PUSTAKA
Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar
Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip
Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1. Jakarta:
Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Tjitrosomo, S.S. 1990. Botani Umum 2. Bandung: Penerbit Angkasa
Online from http://kelasabiologysciencecomunity.wordpress.com/2012/06/12/laporan-fistum-transpirasi/
diakses tanggal 6 November 2012
Online from http://11gorys.blogspot.com/2010/10/makalah-transpirasi.html
diakses tanggal 6 November 2012
Online from http://firmandepartment.blogspot.com/2011/12/makalah-transpirasi.html
diakses tanggal 6 November 2012
Online from http://patrayasa.blogspot.com/2012/05/v-behaviorurldefaultvmlo_1745.html
diakses tanggal 6 November 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar