Kamis, 21 Februari 2013

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPIRASI



LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
TRANSPIRASI



Disusun oleh:
Namira Nur Arfa

XI-IPA 3


R-SMA-BI NEGERI 2 BOGOR
BOGOR
 2012-2013

LAPORAN PRAKTIKUM TRANSPIRASI
BAB.1.PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Sel hidup tumbuhan berhubungan langsung dengan atmosfer melalui stomata dan lenti sel sehingga transpirasi terjadi melalui kutikula pada daun tumbuh-tumbuhan. Sel-sel hidup itu berada dalam keadaan turgid dan sedang dan sedang bertranspirasi dilapisi oleh lapisan tipis air yang diperoleh dari dalam sel. Sebalikya, persediaan air ini diperoleh dengan cara translokasi air dan unsur-unsur penghantar dari akar melalui xilem. Akar-akar pohon tersebut memperoleh air dengan cara mengabsorpsi melalui permukaan yang berhubungan dengan air di dalam tanah. Seluruh proses ini digerakkan oleh energi yang diberikan pada daun dan batang-batang pada tanaman tersebut  (Wanggai,Frans. 91: 2007).
Tumbuhan, seperti juga hewan memiliki adaptasi evolusioner dalam bentuk respons fisiologis terhadap perubahan jangka  pendek. Misalnya jika daun pada tumbuhan mengalami kekurangan air, daun-daun akan menutup stomata, yang merupakan lubang kecil dipermukaan daun tersebut. Respons darurat ini akan membantu tumbuhan menghemat air dengan cara mengurangi transpirasi, yaitu hilangnya air dari daun melalui penguapan ( Campbell.N.A,292:2000)

Dalam kehidupan sehari- hari , kita tanpa sadar menyadari bahwa tumbuhan melakukan proses transpirasi . Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan lentisel .80% air yang ditranspirasikan berjalan melewati lubang stomata, paling besar peranannya dalam  transpirasi.Transpirasi berperan di dalam pengangkutan air ke daun dan difusi air antar sel , penyerapan dan pengangkutan air dan zat  hara, pengangkutan asimilat , membuang kelebihan air, pengaturan bukaan stomata dan mempertahankan suhu daun. Transpirasi di pengaruhi oleh beberapa faktor ,yaitu faktor internal dan eksternal .Oleh karena itu kami ingin mengetahui faktor-faktor eksternal apa sajakah yang mempengaruhi transpirasi .
1.2. Identifikasi Masalah
1.        Apakah angin mempengaruhi laju transpirasi?
2.        Apakah jumlah daun mempengaruhi transpirasi?
3.        Apakah diameter batang tanaman mempengaruhi transpirasi?
4.        Apakah kelembaban mempengaruhi transpirasi?
5.        Apakah suhu mempengaruhi transpirasi?
6.        Apakah cahaya mempengaruhi transpirasi?
7.        Apakah ketersediaan air tanah mempengaruhi laju transpirasi?

1.3. Rumusan Masalah
1.        Apakah angin mempercepat laju transpirasi?
2.        Apakah cahaya mempengaruhi laju transpirasi?
3.        Apakah kelembaban mempengaruhi laju transpirasi?
1.4.Maksud dan tujuan
1.        Mengetahui proses transpirasi pada tumbuhan
2.        Mengetahui faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi transpirasi

BAB.2.TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Transpirasi
            Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel . Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi kehilangna tersebut sangat kecil dibanding dengan yang hilang melalui stomata. Oleh sebab itu, dalam perhitungan besarnya jumlah air yang hilang dari jaringan tanaman umumnya difokuskan pada air yang hilang melalui stomata. Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah hilangnya uap air dari bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun tetapi juga di batang, bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan karena difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan semua nutrisi mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun. Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi dalam tanaman atau terlepasnya air melalui stomata dapat melalui kutikula walaupun hanya 5-10% dari jumlah air yang ditranspirasikan di daerah beriklim sedang. Air sebagian besar menguap melalui stomata,sehingga jumlah dan bentuk stomata sangat mempengaruhi laju transpirasi.
Hanya 1-2% dari seluruh air yang ada dalam tubuh tumbuhan digunakan  dalam fotosintesis atau dalam kegiatan metabolic sel-sel daunnya. Sisanya menguap dari daun dalam proses transpirasi. Bila stomata terbuka, uap air ke luar dari daun. Jika daun itu harus terus berfungsi dengan baik maka air segar harus disediakan kepada daun untuk menggantikan yang hilang pada waktu transpirasi.
            Proses transpirasi akan menyebabkan potensial air lebih rendah dibandingkan batang ataupun akar. Akibatnya, daun seolah-olah menghisap air dari akar.
Untuk menguapkan air, tumbuhan butuh energy baru atau berubah energy menjadi panas. Dengan demikian, transpirasi menimbulkan pengaruh pendinginan pada daun. Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari yang disalurkan melalui cahaya langsung, radiasi dan konveksi. Air merupakan bagian terbesar dari jaringan tumbuhan, semua proses tumbuh dan berkembang terjadi karena adanya air.
Ada tiga jenis transpirasi, yaitu :
1)      Transpirasi Kutikula.
Adalah evaporasi air yang tejadi secara langsung melalui kutikula epidermis. Kutikula daun secara relatif tidak tembus air, dan pada sebagian besar jenis tumbuhan transpirasi kutikula hanya sebesar 10%. Oleh karena itu, sebagian besar air yang hilang terjadi melaui stomata. 
2)      Transpirasi Stomata
Sel-sel mesofil daun tidak tersusun rapat, tetapi diantara sel-sel tersebut terdapat ruang-ruang udara yang dikelilingi oleh dinding-dinding sel mesofil yang jenuh air. Air menguap dari dinding-dinding basah ini ke ruang-ruang antar sel, dan uap air kemudian berdifusi melalui stomata dari ruang-ruang antar sel ke athmosfer di luar. Sehingga dalam kondisi normal evaporasi membuat ruang-ruang itu selali jenuh uap air. Asalkan stomata terbuka, difusi uap air ke athmosfer pasti terjadi kecuali bila atmosfer itu sendiri sama-sama lembap.
3)      Transpirasi Lentisel
Yaitu pada daerah kulit kayu yang berisi sel-sel. Uap air yang hilang melalui jaringan ini adalah 0,1%

 Pengukuran Transpirasi
            Pengukuran laju transpirasi tidaklah terlalu mudah dilakukan. Kesulitan utamanya adalah karena semua cara pengukuran traspirasi mengharuskan penempatan suatu tumbuhan dalam berbagai kondisi yang mempengaruhi laju transpirasi. Ada empat cara laboratorium untuk menaksir laju transpirasi :
1.      Kertas korbal klorida
Pada dasarnya cara ini adalah pengukuran uap air yang hilang ke udara yang diganti dengan pengukuran uap airyang hilang ke dalam kertas kobal klorida kering. Kertas ini berwarna biru cerah dan tetapi menjadi biru pucat dan kemudian berubah menjadi merah jambu bila menyerap air. Sehelai kecil kertas biru cerah ditempelkan pada permukaan daun dan ditutup dengan gelas preparat. Demikian juga bagian bawah daun. Waktu yang diperlukan untuk mengubah warna biru kertas menjadi merah jambu dijadikan ukuran laju kehilangan air dari bagian daun yang ditutup kertas.
2.      Potometer
Alat ini mengukur pengambilan air oleh sebuah potongan pucuk, denga asumsi bahwa bila air tersedia dengan bebas untuk tumbuhan, jumlah air yang diambil sama dengan jumlah air yang dikeluarkan oleh transpirasi.
3.      Pengumpulan uap air yang ditranspirasi
Cara ini mengharuskan tumbuahn atau bagian tumbuhan dikurung dalam sebuah bejana tembus cahaya sehingga uap air yang ditranspirasikan dapat dipisahkan.
4.      Penimbangan langsung
Pengukuran transpirasi yang paling memuaskan diperoleh dari tumbuhan yang tumbuh dalam pot yang telah diatur sedemikan rupa sehingga evaporasi dari pot dan permukaan tanah dapat dicegah. Kehilangan air dari tumbuhan ini dapat ditaksir untukjangka waktu tertentu dengan penimbangan langsung.

C.    Faktor yang mempengaruhi transpirasi
Faktor dalam adalah:
1.      Penutupan stomata : Sebagian besar transpirasi terjadi melalui stomata karena kutikula secara relatif tidak tembus air, dan hanya sedikit transpirasi yang terjadi apabila stomata tertutup. Jika stomata terbuka lebih lebar, lebih banyak pula kehilangan air tetapi peningkatan kehilangan air ini lebih sedikit untuk mesing-mesing satuan penambahan lebar stomata Faktor utama yang mempengaruhi pembukaan dan penutupan stomata dalam kondisi lapangan ialah tingkat cahaya dan kelembapan.
2.      Jumlah dan ukuran stomata : Jumlah dan ukuran stomata, dipengaruhi oleh genotipe dan lingkungan mempunyai pengaruh yang lebih sedikit terhadap transpirasi total daripada pembukaan dan penutupan stomata.
3.      Jumlah daun : Makin luas daerah permukaan daun, makin besar transpirasi.
4.       Penggulungan atau pelipatan daun : Banyak tanaman mempunyai mekanisme dalam daun yang menguntungkan pengurangan transpirasi apabila persediaan air terbatas.
5.      Kedalaman dan proliferasi akar : Ketersedian dan pengambilan kelembapan tanah oleh tanaman budidaya sangat tergantung pada kedalaman dan proliferasi akar. Perakaran yang lebih dalam meningkatkan ketersediaan air, dari proliferasi akar (akar per satuan volume tanah ) meningkatkan pengambilan air dari suatu satuan volume tanah sebelum terjadi pelayuan permanen.

Faktor luar adalah :
1.      Sinar matahari
Seperti yang telah dibicarakan didepan, maka sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan tempratur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi .

2.      Temperatur
Merupakan faktor lingkungan yang terpenting yang mempengaruhi transpirasi daun yang ada dalam keadaan turgor. Suhu daun di dalam naungan kurang lebih sama dengan suhu udara, tetapi daun yang kena sinar matahari mempunyai suhu 10o -20o F lebih tinggi daripada suhu udara. Pengaruh tempratur terhadap transpirasi daun dapat pula ditinjau dari sudut lain, yaitu didalam hubungannya dengan tekanan uap air di dalam daun dan tekanan uap air di luar daun. Kenaikan temperatur menambah tekanan uap di dalam daun. Kenaikan tempratur itu sudah barang tentu juga menambah tekanan uap di luar daun, akan tetapi berhubung udara di luar daun itu tidak di dalam ruang yang terbatas, maka tekanan uap tiada akan setinggi tekanan uap yang terkurung didalam daun. Akibat dari pada perbedaan tekanan ini, maka uap air akan mudah berdifusi dari dalam daun ke udara bebas 
3.      Kebasahan udara (Kelembaban udara)
Pada hari cerah udara tidak banyak mengandung uap air. Di dalam keadaan yang demikian itu, tekanan uap di dalam daun jauh lebih lebih tinggi dari pada tekanan uap di luar daun, atau dengan kata lain, ruang di dalam daun itu lebih kenyang akan uap air daripada udara di luar daun, jadi molekul-molekul air berdifusi dari konsentrasi tinggi (di dalam daun) ke konsentrasi yang rendah (di luar daun. Kesimpulannya ialah, udara yang basah menghambat transpirasi, sedang udara kering melancarkan transpirasi. Pada kondisi alamiah, udara selalu mengandung uap air, biasanya dengan konsentrasi antara 1 sampai 3 persen. Sebagian dari molekul air tersebut bergerak ke dalam daun melalui stomata dengan proses kebalikan transpirasi. Laju gerak masuknya molekul uap air tersebut berbanding dengan konsentrasi uap air udara, yaitu kelembaban. Gerakan uap air dari udara ke dalam daun akan menurunkan laju neto dari air yang hilang. Dengan demikian, seandainya faktor lain itu sama, transpirasi akan menurun dengan meningkatnya kelembaban udara 
4.      Angin
Pada umumnya angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar . Angin mempunyai pengaruh ganda yang cenderung saling bertentangan terhadap laju transpirasi. Secara singkat dapat disimpulkan bahwa angin cenderung untuk meningkatkan laju transpirasi, baik di dalam naungan atau cahaya, melalui penyapuan uap air. Akan tetapi, di bawah sinar matahari, pengaruh angin terhadap penurunan suhu daun, dengan demikian terhadap penurunan laju transpirasi, cenderung lebih penting daripada pengaruhnya terhadap penyingkiran uap air.
Dalam udara yang sangat tenang suatu lapisan tipis udara jenuh terbentuk di sekitar permukaan daun yang lebih aktif bertranspirasi. Jika udara secara keseluruhan tidak jenuh, maka akan terdapat gradasi konsentrasi uap air dari lapisan udara jenuh tersebut ke udara yang semakin jauh semakin tidak jenuh. Dalam kondisi seperti itu transpirasi terhenti karena lapisan udara jenuh bertindak sebagai penghambat difusi uap air ke udara di sekitar permukaan daun. Oleh karena itu, dalam udara yang tenang terdapat dua tahanan yang harus ditanggulangi uap air untuk berdifusi dari ruang-ruang antar sel ke udara luar. Yang pertama adalah tahanan yang harus dilalui pada lubang-lubang stomata, dan yang kedua adalah tahanan yang ada dalam lapisan udara jenuh yang berdampingan dengan permukaan daun. Oleh karena itu dalam udara yang bergerak, besarnya lubang stomata mempunyai pengaruh lebih besar terhadap transpirasi daripada dalam udara tenang. Namun, pengaruh angin sebenarnya lebih kompleks daripada uraian tadi karena kecendrungannya untuk meningkatkan laju transpirasi sampai tahap tertentu dikacaukan oleh kecendrungan untuk mendinginkan daun-daun sehingga mengurangi laju transpirasi. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu meningkatkan transpirasi 
5.      Keadaan air dalam tanah
Air di dalam tanah ialah satu-satunya suber yang pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Absorpsi air lewat bagian-bagian lain yang ada di atas tanah seperti batang dan daun juga ada, akan tetapi pemasukan air lewat bagian-bagian itu tiada seberapa kalau dibanding dengan penyerapan air melalui akar.
Tersedianya air dalam tanah adalah faktor lingkungan lain yang mempengaruhi laju transpirasi. Bila kondisi air tanah sedemikian sehingga penyediaan air ke sel-sel mesofil terhambat, penurunan laju transpirasi akan segera tampak 
Laju transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih lambat.

D.    Mekanisme transpirasi
            Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak membuka. Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan terbukanya stomata.

E.     Kegunaan dan kerugian transpirasi
1.      Kegunaan transpirasi
Pada tanaman, transpirasi itu pada hakekatnya suatu penguapan air yang baru yang membawa garam-garam mineral dari dalam tanah. Transpirasi juga bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar (panas) matahari. Kenaikan temperatur yang membahayakan dapat dicegah karena sebagia dari sinar matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan air. Mempercepat laju pengangkutan unsur hara melalui pembulih xilem,  membuang kelebihan air, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar tetap pada kondisi optimal, mengatur bukaan stomata, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga stabilitas suhu daun.  pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan berlangsung lebih cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum. Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada siang hari radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.

2.      Kerugian transpirasi
Transpirasi dapat membahayakan  tanaman  jika  lengas  tanah  terbatas, penyerapanair  tidak mampu mengimbangi  laju  transpirasi, tanaman  layu, layu permanent, mati, hasil  tanaman menurun. Sering  terjadi di daerah kering, perlu  irigasi.

F.     Evaporasi
            Evaporasi merupakan proses fisis perubahan cairan menjadi uap, hal ini terjadi apabila air cair berhubungan dengan atmosfer yang tidak jenuh, baik secara internal pada daun (transpirasi) maupun secara eksternal pada permukaan-permukaan yang basah. Suatu tajuk hutan yang lebat menaungi permukaan di bawahnya dari pengaruh radiasi matahari dan angin yang secara drastis akan mengurangi evaporasi pada tingkat yang lebih rendah. Transpirasi pada dasarnya merupakan salah satu proses evaporasi yang dikendalikan oleh proses fotosintesis pada permukaan daun.
Perbedaan transpirasi dan evaporasi yaitu :


Transpirasi
Evaporasi
1.      Proses fisiologis yang termodifikasi
2.      Diatur bukaan stomata
3.      Diatur beberapa macam tekanan
4.      Terjadi di jaringan hidup
5.      Permukaan sel basah
1.      Proses fisiologis murni
2.      Tidak diatur bukaan stomata
3.      Tidak diatur oleh tekanan
4.      Tidak terbatas pada jaringan hidup
5.      Permukaan yang menjalankannya menjadi kering.

G.    Evapotranspirasi
            Evapotranspirasi adalah kombinasi proses kehilangan air dari suatu lahan bertanaman melalui evaporasi dan transpirasi. Evaporasi adalah proses dimana air diubah menjadi uap air (vaporasi, vaporization) dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan bidang penguapan ke atmosfer (vapor removal). Evaporasi terjadi pada berbagai jenis permukaan seperti danau, sungai lahan pertanian, tanah, maupun dari vegetasi yang basah. Transpirasi adalah vaporisasi di dalam jaringan tanaman dan selanjutnya uap air tersebut dipindahkan dari permukaan tanaman ke atmosfer (vapor removal). Pada transpirasi, vaporisasi terjadi terutama di ruang antar sel daun dan selanjutnya melalui stomata uap air akan lepas ke atmosfer. Hampir semua air yang diambil tanaman dari media tanam (tanah) akan ditranspirasikan, dan hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan tanaman.


H.    Gutasi
            Gutasi adalah proses pelepasan air dalam bentuk cair dari jaringan daun . Istilah gutasi pertama kali dipakai oleh Burgerstein. Gutasi terjadi saat kondisi tanah sesuai sehingga penyerapan air tinggi namun laju penguapan/ transpirasi rendah maupun ketika penguapan air sulit terjadi karena tingginya kelembaban udara. Proses gutasi terjadi pada struktur daun mirip stomata yang bernama hidatoda. Gutasi dapat diamati dengan munculnya tetes-tetes air di tepi daun yang tersusun teratur. Tingkat terjadinya gutasi sangat rendah dibandingkan dengan transpirasi. Gutasi juga lebih jarang diobservasi daripada transpirasi. Titik-titik air di tepi daun yang terjadi akibat gutasi di pagi hari sering disalahartikan sebagai embun.
Beberapa perbedaan utama gutasi dan transpirasi adalah:

Faktor Pembeda
Gutasi
Transpirasi
Bentuk air yang dilepaskan
Pelepasan air dari jaringan tumbuhan dalam bentuk titik-titik air (cair)
Pelepasan air dari jaringan tumbuhan dalam bentuk uap air
Kualitas air yang dilepaskan
Air mengandung senyawa-senyawa terlarut dan garam mineral
Air murni
Mekanisme
Air dilepaskan melalui struktur hidatoda menuju ujung pembuluh daun
Air dilepaskan melalui stomata, kutikula, dan/atau lentisel
Regulasi aktivitas
Pembukaan hidatoda tidak dapat diregulasi
Transpirasi melalui stomata diatur oleh sel penjaga
Waktu terjadi
Pada malam atau pagi hari
Pada saat ada sinar matahari (melalui stomata) dan sepanjang hari (melalui kutikula atau lentisel





2.2. Hipotesis
Hipotesis Positif:
1. Angin mempengaruhi proses transpirasi dengan cara mempercepat laju transpirasi
2. Cahaya mempengaruhi proses transpirasi dengan cara mempercepat laju transpirasi
3. Kelembaban mempengaruhi proses transpirasi dengan cara memperlambat laju transpirasi
Hipotesis negatif:
1. Angin tidak mempengaruhi proses transpirasi
2. Cahaya tidak mempengaruhi proses transpirasi
3. Kelembaban tidak mempengaruhi proses transpirasis
BAB.3.METEDOLOGI PRAKTIKUM
 3.1.Waktu dan tempat
Pada hari Senin,05 November 2012 bertempat di Laboratorium SMA Negeri 2 Bogor.

3.2.Alat dan Fungsi
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah:

1.      Cutter berfungsi untuk memotong batang tumbuhan dan melubangi tutup botol
2.      Penggaris berfungsi untuk mengukur jumlah air pada botol
3.      Gelas ukur berfungsi untuk mengukur banyaknya air yang akan dimasukkan ke dalam botol
4.      Ember  berfungsi di dalam pemotongan batang tumbuhan
5.      Kipas angin berfungsi untuk memberikan angin yang besar terhadap tumbuhan
6.      Botol aqua sebagai media tumbuhan
7.      Alat tulis untuk menulis hasil pengamatan
3.3.Bahan dan Fungsi
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah :
  • 3 buah tanaman bayam sebagai bahan pengamatan
  • Air untuk mencuci alat – alat yang kotor.



 3.4.Cara Kerja
Berikut ini cara kerja dari praktikum adalah sebagai berikut:

1.      Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan
2.      Melubangi tutup botol  sesuai dengan diameter batang
3.      Menyiapkan 400 ml air pada setiap botol
4.      Memasukkan sejumlah air pada ember
5.      Memotong  tanaman menjadi tiga bagian di dalam air yang terdapat pada ember.
6.      Memasukkan batang tanaman ke dalam botol
7.      Memberi identitas pada setiap tanaman
8.      Meletakkan setiap tanaman pada ketiga tempat yang berbeda, yaitu pada tempat terang , tempat dengan kelembaban tinggi serta tempat yang memiliki angin yang tinggi
9.      Mengukur perubahan volume air setelah 20 menit
10.  Mengulangi kerja ke 9) sampai tiga kali
11.  Mencatat hasil pengamatan






BAB.4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.HASIL
Tabel Hasil Pengamatan :
No
Perlakuan
Waktu
Jumlah
20 menit ke-satu
20 menit ke-
Dua
20 menit ke-
tiga

1.       
Kelembaban
12  cm (400 ml)
11,9  cm
11,8 cm
398ml
2.       
Cahaya matahari
12  cm(400 ml)
11,8 cm
11,5 cm
396ml
3.       
Angin
12 cm(400 ml)
11, 7 cm
11,6 cm
397ml






4.2.PEMBAHASAN
Dapat diketahui dari data tersebut bahwa pada tanaman bayam yang diletakkan pada tempat yang memiliki cahaya matahari  mengalami pengurangan volume air yang menandakan terjadinya transpirasi , karena  sinar menyebabkan membukanya stoma dan gelap menyebabkan tertutupnya stoma, jadi banyak sinar berarti juga mempergiat transpirasi. Karena sinar itu juga mengandung panas (terutama sinar infra-merah), maka banyak sinar berarti juga menambah panas, dengan demikian menaikkan tempratur. Kenaikan temperatur sampai pada suatu batas yang tertentu menyebabkan melebarnya stoma dan dengan demikian memperbesar transpirasi .Panjang awal air adalah 12cm atau 400ml , pada 20 menit kedua , panjang air berkurang menjadi 11,8 cm dan pada 20 menit ketiga panjang air menjadi 11,5 cm .Transpirasi terjadi pada tumbuhan tersebut , sehingga air berkurang dari yang awalnya 400 ml menjadi 398 ml setelah 60 menit.
 Pada daerah yang berangin panjang awal air 12 cm atau 400 ml, pada 20 menit pertama panjang air adalah 12 cm, pada 20 menit kedua, air bekurang 3 cm menjadi 11,7 cm dan pada 20 menit ketiga panjang air menjadi hanya 11,6 cm . Volume pada daerah berangin awalnya 400 ml setelah 60 menit, menjadi 397 ml . Hal ini disebabkan karena  angin yang sedang, menambah kegiatan transpirasi. Karena angin membawa pindah uap air yang bertimbun-timbun dekat stoma. Dengan demikian, maka uap yang masih ada di dalam daun kemudian mendapat kesempatan untuk difusi ke luar .
            Pada daerah yang agak lembab panjang awal air adalah 12cm atau 400ml , pada 20 menit kedua , panjang air berkurang menjadi 11,9 cm dan pada 20 menit ketiga panjang air menjadi 11,8 cm .Transpirasi terjadi pada tumbuhan tersebut , sehingga air berkurang dari yang awalnya 400 ml menjadi 398 ml setelah 60 menit.Namun , laju transpirasi pada daerah yang agak lembab lebih lambat dibandingkan pada daerah berangin atau bercahaya.
Jadi , Cahaya/suhu , kelembaban dan angin mempengaruhi laju transpirasi.
KESIMPULAN
Transpirasi adalah  proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan tumbuhan melalui stomata, kutikula dan lentisel. Transpirasi dipengaruhi oleh beberapa faktor .
Faktor  eksternal yang mempengaruhi laju transpirasi adalah :
1.      Cahaya matahari/suhu
2.      Angin
3.      Kelembaban
SARAN
1.      Sebaiknya pemotongan batang dilakukan di dalam air
2.      Sebaiknya penelitian dilakukan secara teliti





DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro, D. 1980. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: Penerbit PT Gramedia
Lakitan, B. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Loveless, A.R. 1991. Prinsip-prinsip Biologi Tumbuhan untuk Daerah Tropik 1. Jakarta: Penerbit PT Gramedia Pustaka Utama
Tjitrosomo, S.S. 1990. Botani Umum 2. Bandung: Penerbit Angkasa
Online from http://id.wikipedia.org/wiki/Transpirasi diakses tanggal 6 November 2012
Online from http://11gorys.blogspot.com/2010/10/makalah-transpirasi.html diakses tanggal 6 November 2012
Online from http://hendriyanar08.wordpress.com/2010/09/25/25/ diakses tanggal 6 November 2012
Online from  http://firmandepartment.blogspot.com/2011/12/makalah-transpirasi.html diakses tanggal 6 November 2012

Tidak ada komentar:

Posting Komentar