NANOTEKNOLOGI FOR A BETTER LIFE
NAMIRA NUR ARFA
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Pada
tahun 2003- 2005, penelitian pertambangan yang komperehensif diselenggarakan untuk melakukan review terhadao
struktur teknik dan infrstruktur dari literatur penelitian nanoteknologi
global, dengan literature nanoteknologi
yang mempunyai kemungkinan berkembang baik di masa depan. Berdasarkan minat
dunia yang ditimbulkan akibat berbagai penelitian diatas, ditentukan untuk
mengupdate dan memperluas penelitian menggunakan data terbaru dengan alat yang
lebih komperehensif dengan alat analitik yang lebih baik dan mutakhir. Pada
penelitian yang diperbarui, pertambangan menggunakan teknik intelegensi daari
sumber terbuka nanoteknologi global dan literature nanoscience dan
mengidentifikasi mengenai :literature
penelitian mengenai infrastrukur
nanoteknologi dan nanoscience, struktur teknik, instrument dari nanoteknologi
dan keterkaitannya, potensi aplikasi nanoteknologi non medis dan potensi
aplikasi kesehatannya. Yang paling penting pada studi terbaru, seluruh analisis
teknik dari keseluruhan database nanoteknologi menunjukan aplikasi menjadi
kunci utama dalam penelitian nanoscience dan nanoteknologi (Kostroff et
al., 2007).
Pada
bentuk modernnya, nanoteknologi dikembangan kurang lebih selama 15 tahun. Hal
ini memiliki status sebagai teknologi yang terlihat dan banyak buku maupun
paper yang telah ditulis untuk mempromosikan potensi aplikasi nanoteknologi
dalam berbagai bidang. Salah satu tujuan dari penelitian ini untuk
mendokumentasi potensi aplikasi dari noteknologi, sehingga nanoteknologi/
nanoscience dapat diakslerasikan sebagai perkembangan advance dari sains.
Nanoteknologi total yang telah dicatat
selama tahun 2005 adalah sebanyak 65000 dengan lebih dari 300 penemuan
baru (Kostroff et al., 2007).
Aplikasi
nanoteknologi non biomedis didominasi oleh katalisis, laser, device, sensor,
elektroda dan co- polymers. Aplikasi kemudian menyebar luas pada berbagai area
seperti katalisis dan sensing, informasi, elektronik, pelapis anti korosif,
tribology dan lubricants.
1.2. Rumusan masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan nanoteknologi?
2. Bagaimana
perkembangan terkini nanoteknologi?
3. Bagaimana
aplikasi nanoteknologi di berbagai bidang kehidupan?
1.3 Tujuan
2.
Mengetahui pengertian nanoteknologi
3.
Mengetahui perkembangan terkini
nanoteknologi
4.
Mengetehui aplikasi nanoteknologi pada
berbagai bidang kehidupan
BAB 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
2.1
Sejarah perkembangan nanoteknologi
Istilah
nanoteknologi berasal dari Bahasa Latin “nano” yang berarti kerdil dan
diaplikasikan sebagai prinsip teknik dan manufaktur pada level molecular.
Definisi umum dari nanoteknologi adalah manipulasi, observasi dan pengukuran
pada skala kurang dari 100nm. Nanoteknologi adalah multidisiplin, berdasarkan
science dasar, teknik analisis dan metodologi dari beragam disiplin ilmu
seperti kimia, fisika, teknik elektro, dan biologi molecular (Kubik et. al.,
2005).
Nanoteknologi
merujuk pada teknologi sains dengan didasarkan skala nano misalnya 10-3, 10-6
, 10-9, 10-12 dan 10-15 yang disebut sebagai
mili, nano, pico dan femto. 10-3 merupakan skala millimeter, sebagai
contoh dari butiran garam. 10-6 merujuk pada micrometer dengan contoh bakteri, sel darah merah. Satu nanometer
(nm) adalah satu milyar atau 10-9 meter dan merupakan sebuah atom,
DNA, virus, Carbon nanotubes.
Nanoteknologi berkaitan dengan sains dan teknik pembuatan material dan alat
fungsional dengan skala 0,10 – 100 nm pada berbagai dimensi dan akan menjadi
teknologi komersial pada abad 21 (Singh and Nalwa, 2011).
(Nimesh,
2013)
Bidang
baru ini menarik ketertarikan hebat pada komunitas science seluruh dunia dan
diprediksikan lebih dari $1 trillion pasar dunia pada 2015.
Pandangan nanoteknologi diawali dengan peraih hadiah Nobel yaitu Richard
Feynman pada tahun 1960. Selain itu, penemuan fullerene c 60 pada 1985 oleh
Kroto dkk meningkatkan minat yang luar biasa pada nanoteknologi. Setelah dua
decade sejak penemuan fullerens, nanostruktur material dibuat manusia dan telah
diproduksi global dengan kuantitas berton- ton pertahun. Nanomaterial
diaplikasikan pada bidang yang sangat luas,
bidang baik medis dan non medis (Kostoff et. al, 2008).
(Nimesh,
2013)
2.2 Aplikasi nanoteknologi pada
berbagai bidang kehidupan
1. Pengaplikasian
nanoteknologi dalam pembuatan deterjen sebagai alternative deterjen ramah
lingkungan
Deterjen
adalah salah satu bahan yang digunakan sebagai pembersih pakaian. Pada tahun
2010, sebanyak 440 ton deterjen digunakan oleh masyarakat Indonesia dan seiring
berjalannya waktu, penggunaan deterjen pun diperkirakan mengalami peningkatan.
Pada deterjen terdapat bahan aktif berbahaya diantaranya Alkil Benzena Sulfonat (ABS) dan Linear Alkil Sulfonat (LAS). Bahan tersebut berbahaya Karena sulit
terurai pada ekosistem sehingga dapat mencemari lingkungan. Nanoteknologi
merupakan suatu teknologi rekayasa molekul pada skala nanometer.
(Nimesh,
2013)
Penerapan nanoteknologi pada deterjen getah biduri
akan mengubah ukuran partikel deterjen menjadi ukuran nano yang berakibat pada
peningkatan efisiensi deterjen. Proses pengembangan deterjen daun biduri
berbasis nanoteknologi ini dikombinasikan dengan HCl . Proses pembuatan
deterjen dimulai dengan pengambilan sampel getah biduri kemudian diencerkan
dengan akuades. Setelah itu, dibuat konsentrasi getah biduri sebesar 10,20,30%
dan di titrasi dengan HCl 0,6%, 0,8% dan
1%. Selanjutnya dibuat sebanyak 9 sampel deterjen dan diuji dengan pengujian
kadar kalsium oksalat, aktivitas enzim protease dan kadar saponin. Setelah itu,
diambil satu sampel terbaik dinanofikasi
dan dilakukan pengujian berupa pengujian ukuran partikel dengan SEM, pengujian
daya deterjensi dan pengujian tingkat cemaran. Setelah itu akan dihasilkan bio Nano Surf yang dapat digunakan.
Formulasi deterjen terbaik dengan kombinasi getah biduri 30% serta HCL1%.
Nanoteknologi dengan freeze drying dapat mengubah partikel deterjen menjadi
berukuran nanometer sehingga meningkatkan daya deterjensi “ Bionanosurf”.
Selain itu, tingkat cemaran Bio Nano
Surf memiliki tingkat cemaran yang lebih rendah dibandingkan dengan deterjen
biasa. Oleh Karena itu, Bio Nano Surf diharapkan mampu menjadi asolusi deterjen
yang ramah lingkungan dan aman.
(Nimesh,
2013)
2. Pemanfaatan
nanoteknologi dalam penyaluran Gemcitabine
untuk mengatasi kanker pancreas
Penyakit kanker pancreas merupakan salah
satu penyakit yang mematikan. Penyakit kanker pancreas cukup sulit diatasi
Karena tingginya resistensi penyakit kanker tersebut terhadap obat, kecepatan
metastasis pada berbagai organ, gejala yang sedikit serta kemungkinan kambuh
yang tinggi setelah terapi. Setelah diterima oleh FDA pada tahun 1997,
Gemcitabine (Gem) banyak digunakan sebagai obat kanker pancreas. Tetapi, Gem memiliki
efisiensi yang tidak memuaskan Karena instabilitasnya dan rendahnya up take
selularnya sehingga memiliki half life yang pendek serta bioaviablitasnya
rendah. Untuk menyelesaikan masalah ini dan meningkatkan efisiensi obat, dilakukan
alternative metode yaitu dengan nanoteknologi. Berbagai nanocarrier digunakan
sebagai system pengantar seperti Liposom,
polymeric NPS, Squalene, PMs dan inorganic NPs . nanocarrier tersebut
didemonstrasikan dan dikembangkan dalam memaksimalkan manfaat obat. Liposomal delivery dari Gem merupakan
formula yang efektif dalam penanganan kanker pancreas dan dapat menghambat
metastasis.
3. Nanoteknologi and nucleic
acid delivery
Nanoteknologi
berpotensial untuk menghasilkan inovasi di bidang biomedis seperti diagnosis,
terapi obat dan imaging. Pada teknologi masa depan, penggunaan biomarker yang
berbeda dengan nanoteknologi dapat digunakan untuk diagnosis penyakit. Salah
satu pemanfaatan nanoteknologi ialah dalam metode nucleic acid delivery nucleic
acid merupakan bahan pembangun pada organisme hidup/ living systems. Asam
nuklat di translasi kepada fungsi dan struktur molekul bersama dengan reaksi
biokimia. Tujuan nucleic acid delivery
adalah untuk melakukan terapi terhadap gene yang ter over ekspresi, untuk
memulai/ menghentikan aktivitas gene serta memperbaiki gen.
(Nimesh,
2013)
4. Magnetic
nanopartikel dalam diagnosis kanker
Nanopartikel
dapat menuju tumor untuk meningkatkan diagnosis tumor serta menentukan lokasi
sebuah tumor. Pada awal 1970an, Peneliti
bernama Faulk dan taylor menemukan prosedur pewarnaan yang dinamakan
Immunogold. Sejak saat itu, peneliti menggunakan nanopartikel emas untuk
melabeli protein untuk teknik seperti imaging, blotting, flow cytometry maupun
hibridisasi. Pelapisan emas meningkatkan deposisi persembunyian nanopartikel
dengan mencegah makrofagh mengenali partikel serta emas merupakan permukaan
ideal untuk konjugasi biomolecular. Pembungkusan emas juga mampu mencegah
oksidasi , serangan kimia dan permasalahan toksisitas yang berasosiasi dengan
produk oksidasi yang digunakan untuk memproduksi nanopartikel.
(Hendee
et al., 2013)
Nanoteknologi
yang digunakan untuk penanganan tumor dari agen chemo- , gene- atau radio-
therapy langsung mengandung nanopartikel pada tumor sites pada nanopartikel
yang meningkatkan deposisi energy pada
jaringan dari sumber energy eksternal (microwaves, cahaya dan magnetic). Nanopartikel
magnetic dpaat digunakan untuk diagnosis, imaging dan mengatasi kanker
menggunakan teknik yang berbeda didasarkan pada perbedaan mekanisme fisiknya.
Mekanisme kerja nanopartikel adalah:
(Nimesh, 2013)
1. Terjadi
konsentrasi nanopartikel pada lokasi yang diharapkan
2. Lokalisasi
atau imaging konsentrasi dari nanopartikel
3. Induksi
nekrosis dari jaringan tumor ketika meminimalisir kerusakan jaringan yang
sehat.
4. Aplikasi
nanoteknologi dalam Polymerase Chain
Reaction (PCR)
Polymerase Chain Reaction
(PCR) merupakan salah satu tekik yang sering digunakan dalam penelitian biologi
molecular terkini . secara umum, PCR merupakan teknik untuk mengamplifikasi
jumlah DNA dengan sekuens yang spesifik. Akhir- akhir ini, nanoteknologi mendapat
perhatian pada aplikasi ini. Beberapa
material berukuran nanometer seperti nanotubes
carbon, gold nanoparcticle, quantum dots dan metal oxide ( Ma et al.,
2015)
Polymerase chain reaction
(PCR) merupakan teknik yang digunakan untuk
amplifikasi dan penggandaan sekuens DNA (100 sd 600 basa). Teknik ini
ditemukan pada tahun 1980 oleh Dr. Kary Banks Mullis di California (Mullis,
1998). Proses amplifikasi DNA meningkatkan jumlah untai DNA (Ma et al., 2006).
PCR menggunakan sepasang primer ( sekitar 20 bp ) yang akan melengkapi sekuens spesifik pada
dua untai DNA target. Primer akan
diperpanjang dengan bantuan enzim DNA
Polymerase dan sekuens DNA yang baru akan sesuai dengan sekuens primer.
Setelah DNA baru di sintesis, primer
yang sama akan dihasilkan dan digunakan
kembali. Hal inilah yang menyebabkan amplifikasi logaritmik. Ketika DNA
amplifikasi diproses dalam keadaan kondisi single
strand, dibutuhkan temperatur yang tinggi untuk memisahkan double strand DNA pada setiap proses
amplifikasi. Taq polymerase yang diisolasi
dari bakteri Thermus aquaticus
merupakan DNA polymerase yang stabil
pada suhu tinggi dan digunakan untuk PCR.
Setelah
beberapa siklus amplifikasi (40 siklus), produk PCR dianalisis menggunakan agarose gel dan dideteksi dengan gel
elektroforesis. Secara singkat, tahap
PCR meliputi beberapa tahap, pertama strand
DNA didenaturasi pada temperature tinggi yang akan memecah ikatan hidrogen
pada DNA. Tahap selanjutnya, temperatur menurun dan primer ditambahkan. Primer
akan terikat pada situs yang spesifik. Temperatur meningkat dan Taq polymerase ditambahkan. Lalu tahap-
tahap tersebut akan berulang untuk n siklus, mengamplifikasi DNA. Produk PCR
adalah 2n Salinan dari strand
DNA yang dipilih, dimana n merupakan jumlah siklus running DNA ( Ma et al., 2006).
Setiap
siklus mempunyai 3 pola temperatur, siklus pertama 94oC ketika
denaturasi, siklus kedua 45-550C
saat penambahan primer dan
siklus ketika 72 oC ketika pemanjangan. Primer adalah sekuens DNA pendek yang menginisiasi sintesis DNA.
Durasi PCR berlangsung sekitar 2 jam, bergantung pada kondisi spesifik reaksi.
PCR dapat mendeteksi fragmen asam nukleat dan mengamplifikasi sekuensnya. Thermocycler merupakan peralatan yang
mampu mengubah temperature yang berbeda secara cepat yang dibutuhkan dalam
siklus PCR (Louie et al., 2000).
Meskipun teknik
PCR sudah matang dan dapat digunakan pada beragam
Aplikasi,
terdapat beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan sepesifitas dan
efisiensi dari PCR dengan menggunakan nanoteknologi. PCR berbasis nanopartikel
menarik lebih banyak perhatian karena
banyak nanomaterial yang dipelajari memiliki potensi pada pengmbangan
teknik PCR. Beberapa tipe nanopartikel seperti Carbon nanotubes, metal
nanopartikel, semiconducton quantum dots dan nanopartikel metal dioxide
dikenalkan pada PCR. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa nanopartikel dapat
meningkatkan efisiensi dan spesifitas pada PCR.
5. Nanoteknologi
pada Endodontics
Berdasarkan
data Dental Health Care yang dipublikasikan oleh World Health Organization
(WHO), karies pada gigi mempengaruhi hampir 100% populasi dewasa di dunia.
Periodontitis dan ENdodontis merupakan
kondisi yang dihasilkan dari respon inflamasi dari gigi dan komponen
pendukungnya. Infeksi Endodontis merupakan infeksi pada system kanal dari gigi
yang diakibatkan dari pembentukan biofilm oleh bakteri pada gigi. Treatment
utama pada infeksi Endodontis adalah dengan melakukan operasi pada kanal akar
gigi. Nanoteknologi dapat digunakan secara efektif dalam pengobatan endodontis
dan periodontitis (Kishen, 2015).
(Kishen,
2005)
Contoh
aplikasi nanoteknologi di bidang non
medis
1.
Katalisis
(Photo, Electro, Platinum, Bimetallic, Oxide)
|
2.
Laser
(Deposition, Ablation, Sapphire, Excimer, Semiconductor, Laser Tweezers,
Desorption Ionization, Quantum Dot, Vertical-Cavity Surface-Emitting, Pump,
Distributed Feedback, Solid-State, Quantum Cascade, Quantum Well,
Edge-Emitting, Waveguide, Matrix Assisted)
|
3.
Sensors
(Glucose/Amperometric/SPR/DNA Biosensors, Immunosensors, Gas, Chemical,
Optical, Pressure, Electrochemical, Temperature, pH, Humidity, Oxygen, Force)
|
4.
Electrodes
(Gold, Glassy Carbon, Gate, Composite, Graphite, Platinum, ITO, TiO2, Enzyme,
Ferromagnetic, Carbon Paste, Diamond, Calomel, Photo, CNT, SnO2, BDD, Silver,
Copper)
|
5.
Copolymers
(Block, Graft, Amphiphilic) Electrolytes (Poly, Polymer, Composite, Gel, YSZ)
Lithography (Electron Beam, Photo, Nanoimprint, Soft, Optical, Nanosphere, Dip-Pen
Nano, Deep Ultraviolet, Interference, Scanning Probe, X-Ray, EUV, AFM,
Immersion, Projection, Stereo, Interferometric)
|
6.
Diodes
(Light-Emitting, Laser, Photo, Schottky, Barrier, Tunneling, Junction, P-I-N,
Wave) Corrosion (Resistance/Protection/Inhibition)
|
7.
Storage
(Hydrogen, Charge, Data, Energy, Information, Oxygen, Ion)
|
8.
Tribology
(Wear Resistance/Rate/Mechanisms, Friction Coefficient, Lubrication, Lubricant
Films, Solid Lubricants, Scratch Resistance)
|
9.
Solar
Cells (Dye-Sensitized, Photovoltaics, Organic, Silicon, Thin Film, Polymer,
Photoelectrochemical, Hybrid, Heterojunction)
|
10. Transistors (Field-Effect, MOSFETs,
Single-Electron, Thin Film, Heterojunction Bipolar, Electron Mobility)
|
11. Detectors (Photo, Infrared, QWIPs, UV) Etching
(Chemical, Reactive Ion, Electrochemical, Dry, Plasma, Wet,
Isotropic/Anisotropic, Sputter, ICP, Photo, Silicon, HF, Anodic, Oxide)
|
12. Waveguides (Optical, Ridge, Planar, Photonic
Crystal) Batteries (Lithium-Ion)
|
13. Capacitors (Super, MOS, Electrochemical, MIM,
Ferroelectric, Platinum, Film, PZT, Silicon, Double Layer, Embedded)
|
14. Motors (Molecular, Brownian)
|
15. Gate (Dielectrics, Insulators, Stacks)
|
16. Scaffolds (Tissue Engineering, Composite, PLGA)
|
17. Chips (Sensor, Bio, Microfluidic)
|
18. Hard Disk (Drives)
|
19. Fuel Cells (Oxide, Methanol, Polymer Electrolyte)
|
20. Circuits (Integrated)
|
21. Electromechanical Systems
|
22. (Micro, Nano)
|
23. Adhesives (Self-Etch, Resins, Conductive,
Polyurethane)
|
24. Piezoelectric (Ceramics, Quartz Crystal)
|
25. Actuators (Piezoelectric)
|
26. Resonators (Nanomechanical, Dielectric, Ring,
Quartz)
|
27. Recording (Magnetic Media, Optical, Data,
Holographic)
|
28. Cements (Resin, Bone) Molecular Sieves
(Mesoporous, Carbon)
|
29. Memory (Random Access, Nonvolatile Devices,
Ferroelectric, Optical, Flash)
|
30. Transducers (Signal, Ultrasonic)
|
31. Reactors (Nano, Micro)
|
32. Field Emitters (Arrays, CNT, Field Emission Gun)
|
(Kostoff
et. al, 2008)
Contoh
Aplikasi Nanoteknologi di Bidang Medis
1. Specific Health problems
|
(e.g., Tumor Treatment, Sentinal Lymph
Node Cancer)
|
2.
Health Treatment mechanisms
|
(e.g., Drug Release, Drug Delivery)
|
3. biomaterial types
|
(e.g., Cells, DNA, Biofilms, Virus Proteins,
Amyloid Fibrils, protein, DNA, peptides, drugs, bovine serum albumin, poly
ethylene glycol, single stranded DNA, double stranded DNA, green fluorescent
protein, lipids, human serum albumin, Escherichia coli, antibodies, tissues,
enzymes, genes, oligonucleotides, gold, nucleic acid. Structures: cells,
membranes, surfaces, nanoparticles, self-assembled monolayers, cell surfaces,
endothelial cells, receptors. Phenomena: fluorescence, interaction, polymerase
chain reaction, dynamic light scattering, resonance energy transfer, particle
size, drug release, cell adhesion, binding, affinity, gene expression,
transfection)
|
4.
Health-related phenomena and processes
|
(e.g., Peptide Sequences, Binding and
Affinity, Detection, Sensing).
(Kostoff et. al, 2008)
|
(Kubik et. al., 2005)
(Nimesh,
2013)
BAB 3
PENUTUP
Berdasarkan
studi pustaka yang telah dilakukan diketahui bahwa nano teknologi merupakan sebuah teknologi
yang melibatkan penggunaan material dalam skala nano yang berpotensi
diaplikasikan dalam berbagai bidang kehidupan. Nanoteknologi dapat
diaplikasikan pada bidang non medis seperti sensor, laser, katalis, pelapis dan
lainnya. Sementara dalam bidang medis nanoteknologi dapat digunakan dalam
pengobatan cancer, gene therapy, drug delivery, periodontitis dan lainnya.
Nanoteknologi berkembang sangat pesat dan terus mengalami pembaruan saat ini
dan diperkirakan dapat diterbitkan di pasar secara komersial pada abad 21.
DAFTAR PUSTAKA
Hendee,
W.R., Cho, S.Y. and Krishnan, S. 2013. Cancer
Nanotechnology Principles and Apllications in Radiation Oncology. CRC
Press: Florida.pp. 39-45
Kishen,
A. 2015. Nanotechnology in Endodontics :
Current and Potential Clinical Applications. Springer: London. Pp. 18-25
Kostroff,
R.N., Koytcheff, R.G and Lau, C.G.Y. 2008. Structure of Nanoscience and
nanotechnology applications literature. J.
Technol Transfer. 33 : 472-484
Kubik,
T., Bogunia- Kubik, K. and Sigusaka,M. 2005. Nanotechnology on duty in medical applications. Current
Pharmautical Biotechnology.6 :17-33
Ma,
H., Shieh, K-J., Chen, G. Qiao, X.T., and Chuang, M-Y. 2006. Application of
Real Time Polymerase Chain Reaction (RT-PCR). The Journal of American Sciences. 2(3) :1-5
Ma,
K., Ma., Y. and Chou, F. 2015. Encyclopedia
of Nanotechnology. Springer:London.pp. 1-7
Mullis,
K.B. 1998. Autobiography of Kary B.
Mullis. New York : Pantheon Books.
Nimesh,
S. 2013. Gene Therapy : Potential
Application of Nanotechnology. Wood Head Publishing Limited : Oxford.pp.
8-10, 15-17, 30, 91, 115
Singh,
R. and Nalwa, H.S. 2011. Material Applications of Nanoparticles in Biological
Imaging, Cell labelling, Anti Mircobial Agents and Anticancer Nanodrugs.J Biomed, Nanotechnol. 7(4): 489-499
Tidak ada komentar:
Posting Komentar